Klor tergolong dalam grup unsur halogen (pembentuk
garam)dan diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau
lebih sering dengan proses elektrolisis. Merupakan gas berwarna kuning
kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur. Pada suhu 10oC,
satu volume air dapat melarutkan 3.10 volume klor, sedangkan pada suhu 30oC
hanya 1.77 volume.
Klor digunakan secara luas dalam
pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air
minum yang aman hampir di seluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecil pun sudah
terklorinasi. Pada air baku, klorin digunakan sebagai penjernih dan anti
bakteri khususnya bagi PDAM dan air kolam renang. Namun, penggunaan klorin
tetap harus dijaga pada ambang batas teretentu.
Klor
juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna,
tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida,
makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya.
Kebanyakan
klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi,
pemutihan kertas, desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor
digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi
brom.
Kimia
organik sangat membutuhkan klor, baik sebagai zat oksidator maupun
sebagai subtitusi, karena banyak sifat yang sesuai dengan yang diharapkan
dalam senyawa organik ketika klor mensubtitusi hidrogen, seperti dalam salah
satu bentuk karet sintetis.
Klor
juga berfungsi pada pembuatan soda kaustik (NaOH) dengan proses elektrolisa
garam(NaCl) menjadi gas klorin(Cl2), gas hidrogen(H2) dan NaOH. (itu kalau
produknya dipisahkan). Kalau produknya dicampur saja maka akan menghasilkan
sodium hypochloride atau sodium chlorate.
Di industri klor alkali sendiri ada 3 jenis proses elektrolisa brine (larutan garam):
Di industri klor alkali sendiri ada 3 jenis proses elektrolisa brine (larutan garam):
1. diapragm cell
2. mercury cell
3. membrane cell
Selain itu, klor
digunakan untuk pembuatan pemutih pada pakaian yitu natrium hipoklorit. Natrium
hipoklorit pemutih diperkenalkan ke Amerika pada tahun 1909 dan dijual dalam
wadah baja, maka dalam botol kaca. Pada awal 1960-an, pengenalan tabung plastik
membawa kemasan alternatif lebih murah, ringan, dan nonbreakable. Ini
mengurangi biaya transportasi dan melindungi keselamatan pekerja yang terlibat
dalam pengiriman dan penanganan. Selain itu, plastik tebal tidak memungkinkan
sinar ultraviolet untuk mencapai pemutih, yang meningkatkan stabilitas kimia
dan efektivitasnya. Dalam beberapa tahun terakhir, bagaimanapun, wadah plastik
telah menjadi keprihatinan lingkungan karena dari waktu yang diperlukan bahan
untuk terurai di TPA. Banyak perusahaan yang bergantung pada kemasan plastik,
termasuk produsen pemutih, mulai mengurangi jumlah plastik dalam kemasan mereka
atau untuk menggunakan plastik daur ulang. Pada awal 1990, Clorox diperkenalkan
pasca-konsumen resin (PCR) pada kemasannya. Botol-botol yang lebih baru adalah
perpaduan antara perawan high density polyethylene (HDPE) dan plastik daur
ulang 25%, terutama dari botol. Industri manufaktur pemutih datang di bawah api
selama tahun 1970 ketika masyarakat menjadi khawatir tentang efek bahan kimia
rumah tangga terhadap kesehatan pribadi. Dioksin, produk sampingan karsinogenik
dari manufaktur kimia, sering ditemukan dalam produk industri digunakan untuk
pemutih kertas dan kayu. Dalam bentuk akhirnya botol nya, natrium hipoklorit
pemutih umum tidak mengandung dioxin karena klorin harus dalam bentuk gas untuk
dioxin ada. Namun, gas klorin dapat terbentuk ketika pemutih datang ke dalam
kontak dengan asam, bahan dalam beberapa toilet mangkuk pembersih, dan label
pada pemutih mengandung peringatan khusus terhadap kombinasi tersebut.
Klor juga dapat digunakan pada
pengolahan limbah sianida misalnya pada industry metal plating. Namun tidak
dianjurkan, karena menurut penelitian klor berpotensi menghasilkan trihalometan
(THMs) yang bersifat kasinogenik dan mutagenic (Surusi et al., 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar